
Sepakat untuk China dan Rusia pada Kamis memveto inisiatif pimpinan Amerika Serikat, untuk segera menjatuhkan lebih banyak sanksi PBB terhadap Korea Utara atas peluncuran rudal balistik belum lama ini.
Dengan adanya langkah ini menjadikan Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya ‘terpecah‘ mengenai hukuman terhadap Korea Utara sejak tahun 2006 lalu. Sebanyak 13 anggota dewan yang tersisa semuanya memberikan suara mendukung rancangan resolusi AS yang mengusulkan pelarangan ekspor tembakau dan minyak ke Korea Utara.
Dengan melalui pemungutan suara dilakukan sehari setelah Korea Utara menembakkan tiga rudal, termasuk satu yang dianggap sebagai rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesarnya, dan juga menyusul perjalanan Presiden AS Joe Biden ke Asia.
Jelas itu adalah yang terbaru dalam serangkaian peluncuran rudal balistik sejak awal tahun ini, yang dilarang oleh Dewan Keamanan.
Sementara menurut Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield menggambarkan pemungutan suara itu sebagai ‘hari yang mengecewakan’ bagi dewan.
“Dan juga dunia menghadapi bahaya yang nyata dan sekarang dari DPRK (Korea Utara),” katanya kepada dewan, melansir Reuters 27 Mei.
“Sementara untuk pengendalian dan keheningan dewan belum menghilangkan atau bahkan mengurangi ancaman. Dan memang jika ada, DPRK telah berani,” sambungnya.
Sementara menurut Thomas-Greenfield mengatakan, Washington telah menilai bahwa Korea Utara telah melakukan enam peluncuran ICBM tahun ini dan “secara aktif bersiap untuk melakukan uji coba nuklir.”
Setelah selama 16 tahun terakhir, Dewan Keamanan dengan mantap dan dengan suara bulat, meningkatkan sanksi untuk memotong dana bagi program senjata nuklir dan rudal balistik Pyongyang. Dan juga dewan terakhir memperketat sanksi terhadap Pyongyang pada 2017.
Hingga sejak itu China dan Rusia telah mendorong pelonggaran sanksi atas dasar kemanusiaan. Dan juga mereka telah menunda beberapa tindakan di balik pintu tertutup di komite sanksi Dewan Keamanan Korea Utara, pemungutan suara pada resolusi pada Hari Kamis adalah pertama kalinya mereka secara terbuka melanggar kebulatan suara.
“Sementara untuk pemberlakuan sanksi baru terhadap DPRK (Korea Utara) adalah jalan menuju jalan buntu,” dan terang Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia kepada dewan.
“Saat ini tentu kami telah menekankan ketidakefektifan dan ketidakmanusiawian untuk lebih memperkuat tekanan sanksi terhadap Pyongyang,” tandasnya.
Tak hanya itu, Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan sanksi tambahan terhadap Korea Utara tidak akan membantu, hanya akan menyebabkan lebih banyak ‘efek negatif dan eskalasi konfrontasi.’
“Sehingga pada situasi di Semenanjung telah berkembang menjadi seperti sekarang ini terutama berkat kebijakan AS yang gagal dan kegagalan untuk menegakkan hasil dialog sebelumnya,” jelas Dubes Zhang kepada dewan.
Seperti diketahui, China telah mendesak Amerika Serikat untuk mengambil tindakan, termasuk mencabut beberapa sanksi sepihak, untuk membujuk Pyongyang melanjutkan pembicaraan yang terhenti sejak 2019, setelah tiga pertemuan puncak yang gagal antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Pemimpin AS saat itu Donald Trump.
Lalu, Majelis Umum PBB sekarang akan membahas Korea Utara dalam dua minggu ke depan di bawah aturan baru yang mengharuskan badan 193 anggota untuk bertemu setiap kali veto diberikan di Dewan Keamanan oleh salah satu dari lima anggota tetap, Rusia, Cina, Amerika Serikat Serikat, Prancis dan Inggris.
Dengan mengisi waktu luang untuk membaca informasi terkini memang sangatlah asik, namun tetapi ada juga cara lain yang tentu tak kalah menyenangkan dan seru untuk bisa dicoba yaitu dengan bermain slot. Tetapi saat bermain permainan slot biasanya dimainkan hanya untuk sekedar mencari hiburan dan kesenangan, apabila menang nantinya akan mendapat keuntungan yang pasti sangat besar.